Setiap orangtua mendambakan memiliki
anak yang sehat baik jiwa maupun raga. Namun dalam kenyataannya, seringkali
berbeda dengan harapan orangtua yang kebetulan dikaruniai anak berkebutuhan
khusus. Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia ternyata cukup
besar. Diperkirakan ada kurang lebih 4,2 juta ABK di Indonesia jika menggunakan
asumsi PBB yang menyatakan bahwa paling sedikit 10 persen anak usia sekolah
(5-14 tahun) menyandang kebutuhan khusus. "Jumlah anak usia sekolah di
Indonesia berdasarkan data BPS 2005 sebesar 42.870.041 jiwa. Jika asumsi PBB
digunakan, maka ada 4,2 juta ABK di Indonesia. Sebuah jumlah yang besar,"
kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli
Jalal pada pembukaan Parenting Education
Dalam Rangka Hari Anak Nasional Tahun 2013, di Auditorium BKKBN Jakarta Timur
(Harian Republika, 2013)
Memiliki anak berkebutuhan khusus
seringkali membuat lingkungan di sekitar anak, khususnya orangtua menjadi
kecewa, malu, bingung, marah, bingung dan masih banyak lagi perasaan negatif
yang berkecamuk dalam pikiran mereka. Perasaan-perasaan negatif ini akan
termanifestasikan dalam perilaku mereka yang terkadang mengabaikan, kurang
peduli, mudah marah dan lain sebagainya. Melihat kenyataan diatas, akan menjadi
hal yang sangat penting artinya bagi masyarakat di sekitar anak termasuk
orangtua anak berkebutuhan khusus untuk lebih memahami dan mengerti mengenai
perkembangan dan keadaan psikologis putra-putrinya agar dapat memberikan
intervensi dan pendidikan yang tepat.
Anak Berkebutuhan Khusus menurut Undang Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mencakup anak yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Dengan demikian, lingkup kekhususan ini tidak hanya sebatas handicap (kekurangan), namun juga keberbakatan yang bersifat isitimewa (gifted), misalnya tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, tunanetra, tuna laras, kesulitan belajar, autis, dan gifted / talented / indigo.
Pendidikan
merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan peran anak berkebutuhan khusus.Berdasarkan
data yang diungkapkan oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus Layanan Khusus
(PKLK) Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud, Mudjito, jumlah anak berkebutuhan
khusus yang yang telah tertangani dan masuk dalam pendidikan inklusif pada
tahun 2013 baru 116.000 anak dari total 300.000 anak. Data diatas memberikan
sedikit gambaran bahwa kesadaran memberikan pendidikan kepada anak berkebutuhan
khusus di masyarakat khususnya orangtua masih sangat memprihatinkan. Beberapa
alasan yang seringkali menjadi pertimbangan orangtua untuk memberikan
kesempatan optimalisasi perkembangan anak berkebutuhan khusus melalui institusi
pendidikan dipengaruhi oleh beberapa kondisi. Kondisi pertama adalah faktor
keluarga, dimana seringkali manifestasi dari perasaan-perasaan yang negatif
terhadap keadaan, anak berkebutuhan khusus seringkali diabaikan intervensi dan
pendidikannya dengan berbagai macam alasan, misalnya : malu, takut dicemooh
lingkungan dsb. Kondisi lainnya yang mempengaruhi adalah dukungan dari
lingkungan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak mudah mencari sekolah
ataupun instansi pendidikan yang mau menerima keadaan si anak. Guru takut
direpotkan, murid-murid takut untuk mendekati dan berbagai macam keadaan lainnya
yang tidak mendukung proses pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Dua hal
diatas biasanya dipengaruhi oleh stigma
bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang merepotkan, nakal, tidak bisa
berkembang dan lain sebagainya. Stigma
ini bermula dari kurangnya pengetahuan masyarakat dan orangtua mengenai anak
berkebutuhan khusus.
Seandainya kita mau berusaha lebih
obyektif, ternyata banyak anak-anak berkebutuhan khusus di sekitar kita yang
memiliki potensi yang akhirnya bisa melejit dan akhirnya bisa membanggakan keluarganya,
misalnya : Kharisma, si anak Asperger yang memiliki kemampuan menyanyi yang
baik, Deli Melodi, tunanetra yang mampu bermain alat musik dengan indahnya. Apabila
anak berkebutuhan khusus diberikan penanganan berupa pendidikan yang tepat dan
kondisi lingkungan yang mendukung, maka perkembangan anak akan lebih optimal.
Pemberian penanganan yang tepat tersebut harus diawali dengan kesadaran
berdasarkan pengetahuan yang obyektif tentang perkembangan anak berkebutuhan
khusus.
Atas dasar kondisi yang diuraikan
diatas, dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kepedulian terhadap keberadaan
anak berkebutuhan khusus, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Cabang
Surakarta bermaksud menyelenggarakan sebuah diskusi dengan tema “BERSAHABAT
DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS : ABK JUGA BISA BERPRESTASI! ”
Narasumber :
- Dr. Munawir Yusuf, M.Psi. (Dosen Progdi Pendidikan Luar Biasa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Konsultan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan Inklusi)
- Siti Nurroinie F. , S.Psi., Psi., M.M. (Psikolog YPAC Surakarta)
Hari, Tanggal : Sabtu, 27 September 2014
Waktu :
08.30 – 12.00 WIB
Tempat : Ruang Seminar Lt 2 Pusat Pengembangan
Potensi Anak Khusus Mitra Ananda, PPRBM Dr Soeharso Jl. LU Adisucipto KM 7 Colomadu Solo 57176
Pendaftaran : hubungi tiket box di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Psikologi Universitas Setia Budi, Prodi Psikologi Universitas Sebelas Maret, Prodi Psikologi Universitas Sahid, SMP Muh 1 Surakarta, RSJD Surakarta.
Biaya : Umum Rp 75.000,- Anggota Himpsi / Mahasiswa S1 Rp 65.000,-
Setiap 10 Pendaftar kelompok gratis 1 pendaftar ekstra
Fasilitas : Sertifikat, Makalah, Snack, Doorprize
Biaya dapat dibayarkan melalui rekening : BNI Surakarta 0337622623 a.n. Sri Ernawati
Konfirmasi melalui contact person : Joko Dwi Nugroho 08562677663, Ernawati
08122592923 / 085725016010
Beberapa link yang menunjukkan prestasi ABK :
BalasHapus- http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/9
- http://www.alergon.co.id/im-star-anak-berkebutuhan-khusus-juga-bisa-berprestasi/
- http://news.liputan6.com/read/327602/down-syndrome-tak-halangi-aurel-untuk-berprestasi
- http://www.riaupos.co/spesial.php?act=full&id=272&kat=4
- http://www.kaskus.co.id/thread/508cc8681fd719a175000009/13-orang-indonesia-yang-bisa-bikin-ente-malu-serba-13
- http://www.futuready.com/ArticleDetail/Index/Berprestasi-Meski-Dalam-Keterbatasan
- http://galeriabiee.wordpress.com/news/8-orang-cacat-yang-menginspirasi-dunia/